“Kamu bohong…”, katanya pelan, suaranya sudah bercampur birahi. Bokep “Yaa… saya kan alim Mbak… he3x…”
“Ha3x…. Wajahnya yang mesum tampak manja. Sambil terus menjilat, aku memasukkan jari telunjukku ke liang vaginanya yang sudah terbuka dan basah. ‘Pantas besar seperti pepaya’ pikirku membayangkan dua buah dada besar milik Mama Winda yang sempat kulihat beberapa waktu lalu. “Saya janji tidak akan main sama Mama Lela kalau Mbak rutin kasih jatah saya…he3x….”, pintaku manja. Dari hasil pernikahan dengan Mama Lela (begitu Ayah menyuruhku memanggilnya), Ayah dikaruniai 2 orang anak. Seperti kebanyakan orang sukses di kotaku, Ayah adalah seorang pengusaha warung makan yang lebih dikenal dengan sebutan Warteg. “Kenapa saya bandel Mbak… slruppp…”, tanyaku disela serangan oralku pada vagina Mama Winda. Melihat kehadiranku di ruang tengah, sontak Mama Winda kaget dan salah tingkah. Rupanya selera ayah mengikuti tren selera pria masa kini yang cenderung mencari “susu” yang montok dan goyangan pantat yang bahenol. “Gendeng kamu… aku ini kan ibu tirimu”, katanya berdalih. Sayang sekali pemandangan indah itu hanya berlangsung sebentar karena Mama Winda segera berlari ke kamar. udah kedut-kedut kontolnya… minta memek ya?”candanya,” Sini… masuk memek Mama…”
Mama Winda mengangkang, membuka pahanya lebar-lebar di sofa tengah, membuka jalan penisku memasuki liang surgawinya yang sudah becek.
