Kepalanya ditimpakan di dadaku. Bokep Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Kupegang tangannya dan kuelus. Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah belakang. Dia selalu memakai kebaya dan kain. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang mengintip. Paakk.. Ehhss.. Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi. Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Mr. Syukurlah selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami. “Ohh.. Paakk.. Karmin pembantu priaku yang tua itu. “Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Paakkhh..” Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Mr. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak. Ohh.. Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku. “Oohh.. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter. Kulit terang meskipun tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Kubaringkan. Baru kali ini kulihat wanita membiarkan keteknya berbulu. Namun secara psikologis justru sebaliknya, aku mulai dapat merasakan suasana rileks dan tentram.















