Kami saling terpaku beberapa saat, sebelum akhirnya ia berkata, lebih mirip desis gusar,
“Kamu hanya mau diam begitu?”
“Sial,” makiku. Bokep indo Kenikmatan yang luar biasa, saat ia memainkan jemarinya di sana. “Tunggu,” ia berbisik, menjauhkan dirinya dariku. Jemarinya lalu mengelus batang kemaluanku. Aku terbangun dengan tubuh tertekuk, telanjang dan pegal, mendapati dirinya tak ada di sampingku. Ia menjauhkan sedikit bibirnya dan mendesah, lalu kembali memagutku. Ini rumah bujangan,” kataku begitu aku melangkah masuk ke dalam ruang tamu. Lalu kudengar langkahnya mendekat. Kualihkan pandanganku ke arah gelas di atas meja. Ia menuntun tanganku hingga melingkar di pinggangnya, lalu kedua lengannya sendiri memeluk leherku. Secara otomatis, jemariku mulai meraba dan menjelajahi bagian terintim dari tubuhnya. Lalu kubaringkan tubuhku di atas tubuhnya. Aku bukan anak kecil, ucapku dalam hati, aku orang dewasa. Kuturunkan tubuhku dari sofa, lalu berlutut di samping tubuhnya yang terlentang. Kulihat ia memandangku, masih dengan senyuman di bibirnya. Masih kudengar ia tertawa di belakangku. Maaf kalau membuatmu tersinggung. Mungkin aku sedang bermimpi, saat kudengar ia bersenandung seolah menidurkanku. “Thanks,” katanya sambil tersenyum. Pahanya dan betis yang putih terlihat saat ia mengangkat sebelah kakinya ke atas kaki yang lain. Pandanganku tak beralih sedikitpun dari wajahnya yang tersenyum. Lalu kudengar langkahnya mendekat. Kupikir, mungkin masih ada kesempatan bagiku memperbaiki keadaan sebelum ia turun dari mobilku.
