Aku hanya terengah-engah memandangi langit-langit dalam keadaan terangsang sekali. Bokep Wajahnya pun biasa saja, tampang orang pengejar karir di usia pertengahan dua puluhan.“Sedang lembur juga, Mbak?”, Tanyanya mencoba mencairkan suasana sepi. “Baiklah, Saya juga ingin melakukannya sejak tadi, kalau kamu yang minta oke lah!”, Katanya.Ia pun langsung menurunkan bra-ku ke bawah, hingga kedua susuku kini terbuka lebar. Aku merasakan ada gairah yang mendorongku untuk berhubungan lebih intim dengan Ditto. Selama aku cocok dan dia cocok, aku easy going sajalah. Tak terasa, aku sudah bekerja hingga pukul delapan malam.Karena AC yang kurang bagus, aku merasa kegerahan dan haus. Lalu aku merasakan nikmat yang luar biasa dan tubuhku serasa lemas sekali.“Aduuh.., Ditt.., Enakk sekali.., hh”.“Tahan sebentar, ya Puput.., bisa kan?”, Jawabnya sambil mempercepat gerakannya.“Ahhkk.., sakit.., pelan-pelan dongg..”, Kewanitaanku terasa ngilu.“Sebentar saja yang.., sebentaar lagii”.“Ohh.., Uhhg.., Ngg..”, Aku mengerang-erang menahan ngilu, namun rasa sakit itu tak bertahan lama ketika tiba-tiba kehangatan kembali mengalir lewat kewanitaanku. Nah, aku lega bahwa ternyata dispenser itu bekerja. Lidahnya mendarat di tempat-tempat tak terduga yang memberiku sensasi yang luar biasa selain pilinan jarinya pada puting susuku. Dengan sisa tenagaku aku mencoba berdiri dan merapikan kemejaku yang telah kusut tak karuan karena habis bersetubuh tanpa melepaskan pakaian. Maka aku berdiri dari kursi, dan melepaskan blazerku dengan gaya yang aku buat-buat agar nampak seksi. Akhirnya aku mampu menarik nafas panjang, karena kedua putingku
