Yang pentingkan sekarang saya sudah menjadi milik Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Tapi sensasi yang aku rasakan terasa begitu nikmat. Oh, sungguh mempesona.Bagaikan sekuntum mawar merah yang tengah merekah di pagi hari. Namun percuma saja. Bahkan ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalas lumatannya itu.Nah, begitu dong Lis! Tubuhku menjadi lemas. Awalnya terasa seret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Aris memang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik suamiku.Namun setelah buah terong itu tertanam beberapa saat di dalam liang vaginaku, rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat.Perlahan-lahan Pak Aris mulai mengayunkan pantatnya naik dan turun.Hooohh.., Pak! Namun percuma saja. rengekku.Pak Aris tidak memperdulikan ucapanku.Justru ia malah menyibakkan rumput-rumput liar yang menghalangi pintu goa darbaku.Wah, Lis! Kalau begini kan lebih enak! Aku tak kuat lagi menopang berat badanku sendiri, sehingga aku mulai terkulai. Kalau begini kan lebih enak! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris tampak begitu menikmati permainan kami.Kulihat wajahnya menengadah dengan mata terpejam, seolah meresapi sedotan dari vaginaku. Namun dia terus mempermainkan emosiku. Aku memeluk tubuh Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada bidang Pak Aris sambil mengelus-elus bulu-bulu lembut yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. aku jadi ngomong tak karuan.Ayo, Lis!Goyangkan juga pan..tatmu!
