jangankan satu, seribu syarat akan mas penuhi asal Tanti mau menerima cinta Mas.” gombal maNor. Suka remes-remes dada aku. akhirnya kulklepaskan kembali lahar kenikmatanku di toket Tanti.Sampai jam 12 malam kami bersetubuh. Nanti klo kita menikah juga kita saling telanjang!” kataku menggombal.Tantipun bangun dan melorotkan celana legginga. jwbku menerangkan. Sekitar satu jam Tanti terlihat BT.“Mas boleh numpang nonton TV ga?”
“masuk aja nonton sana, aku masih mau ngroko sambil ngopi” jawabku.Tanti pun berlalu kedalam dan menyalakan TV. kulepas lendir kenikmatan di dalam vagina Tanti dan akupun terkulai lemas.Setelah mengatur napas, kucabut pelan penisku dan kucari pakaian kotorku untuk mengelap lelehan spermaku dan cairan vagina Tanti yang telah tercampur dengan darah perawannya. sssssshhhhhhh…. Terlihat Tanti matanya basah, kurebahkan badanku disebelahnya dan kuciumi pipinya.“Sayang kenapa nangis? kudekatkan payudaranya ke penisku dan kujepit penisku dengan payudaranya. Menikmati kegagalan malam ini.Tapi aku tdk putus asa. Mulailah pikiran kotor merasuki otakku. Puting susunya semakin maju dan mengncang. Tanti sedikit kaget. “Ah, mas becanda. Setelah Tanti duduk di depanku, kami melanjutkan obrolan seputar keadaan keluarga kami masing-masing. “Kapan-kapan kita lakukan lagi ya sayang!?” pintaku. Suka remes-remes dada aku. Sambil kupeluk, kucoba melepaskan kait kutang dipunggung Tanti. Sampai satu hari aku nekat menembaknya saat warteg sedang sepi di malam selasa.“Tanti, udah punya pacar blm dikampung?” tanyaku membuka pembicaraan. Suka remes-remes dada aku. “Es Tawar aja” jawabku singkat.Pertemuan dengan Tanti membuat
