“Kak Ditto, Karen sayang banget ama kak Ditto. Play bokep Kedua tangan Karen membelai lembut rambut kepalaku, dan aku membalasnya dengan membelai rambut-nya pula. Kali ini, aku sudah semakin berani. Setelah selesai makan malam, Karen memberiku obat lagi. Namun ada godaan setan telah memenangkan otak-ku. Beruntung pacar Karen nih!”, canda-ku. Karen kembali duduk di atas pinggang-ku, dan kembali mengusap-usap punggungku yang mulai mengering dari lumuran minyak kayu putih. Seperti tersambar petir, dan termangu tanpa daya. “Trus Karen pernah ngga ‘datang’ atau itu loh istilah-nya orgasme sewaktu oral sex atau sewaktu di warming up?”, tanya-ku lagi. Aku tanyakan kepada-nya buat apa belanja sebegitu banyak kalo hanya untuk 2 orang saja. Aku kembali mengintip Karen lagi untuk beberapa lama. “Iya sudah lah, yang lalu biarlah berlalu yang penting sekarang pikirkan masa depan dan karir.”, jawab-ku seadanya. Geli sekali”, kata Karen terengah-engah. Tapi sia-sia saja. Karen juga kuliah di sini, dan 2 tahun lebih tua dari Lisa. Tapi untung-nya Karen bisa getting along dengan aku, dan dia suka cerita-cerita tentang sehari-harinya di tempat kuliah atau di mana saja. Pertama-tama tangan kanan-ku turun menuju pipi Karen, kemudian turun kebawah menuju leher-nya. Tapi kali ini aku tidak perlu mengkuatirkan masalah penanggalan tersebut. Ntar malam Karen mau masak’in kak Ditto sup.”.
