“Masih mau lanjut gak Ra ?” tanyaku pada Rara. Aku dorong penisku sampai mentok. Biasa, rumah bujangan” jawabku sambil tersenyum. Setau aku dari dulu kamu kan baik sama aku Yan.” jawab Rara.Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada cewek cantik tidur disebelahnya“Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. gak enak nih diliatin sama orang-orang” ajaknya. Aku lepas ciumanku, kemudian aku memandang Rara yang sedang melihatku dengan penuh harap. Saat dicabut penisku diselimuti darah perawan Rara. jawab Rara. “Trus kamu dimana ?” tanya Rara. Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab “Ya gitu deh.” jawabnya. Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Rara.Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan. Pikiran kamu jadi kacau. “Inget waktu kuliah dulu ga yan, kamu kan bantu aku terus” lanjut Rara. Kadang aku tusuk kearah samping.Tiba-tiba tubuh Rara sedikit menegang, sepertinya dia ingin orgasme. “Loh, gimana sih. Rara melingkarkan tangannya dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Rara. Malem-malem lagi !” tanyaku.“Yan, bisa jemput aku di XXX gak ?” tanyanya sambil menyebut salah satu tempat hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung.“Ha ? Rara melenguh kecil “Uhh….” sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku.Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya. Aku cuma mau memastikan Rara cukup terangsang sebelum aku menembus
