Bando yang menahan rambutnya tidak membantu. Play bokep Aku kangen Om, tapi Om nggak pernah kontak aku lagi. Itu, yang kukeluarkan barusan. Di balik setirnya tampak seorang laki-laki berkulit kuning, berkacamata tebal, berumur lebih tua daripada aku. Menggoda dengan memerosotkan satu tali bahu tank-top. Seolah-olah dia tak pakai rok. Biar dia tahu rasa. Kuturunkan dia di depan rumah kosnya yang terletak di sebelah rumahku sendiri.“Makasih buat hari ini, Om,” katanya.Dan sebelum aku bisa membalas, tahu-tahu dia mengecup bibirku. Sekarang kedua tanganku meremas-remas buah dada Belinda dan menarik-narik kedua putingnya. Seluruh pahanya sampai terlihat. Aku duduk di pangkuan Om.” Lalu dia benar-benar mau lakukan apa yang dia katakan. Foto-foto Belinda sudah kuhapus semua; sekarang file-file foto dia dari pemotretan di kamarnya cuma ada di komputer dia dan di manapun dia menyimpannya, yang jelas aku tidak pegang. Buatku fotografi cuma hobi. “Em, ya biasalah, tadi kebelet.”Belinda tersenyum.“Kebelet coli ya Om…”Kata-kata barusan membuatku merasa malu sekali. Om ngga pengen tau?”“Eh, bukan begitu, tapi…” kulihat wajah Belinda jadi cemberut.“Om ga peduli ya kalau aku sekarang dipake sama Om Jordy dan teman-temannya?”“Apa…”Seperti disambar geledek aku mendengar kata-katanya barusan. Dia berputar, dan roknya terangkat oleh putaran. Kupasang tripod dan kukeluarkan kamera. Kuturunkan dia di depan rumah kosnya yang terletak di sebelah rumahku sendiri.“Makasih buat hari ini, Om,” katanya.Dan sebelum aku bisa membalas, tahu-tahu dia mengecup bibirku.















