Dan memang tidak terlihat sehelai rambutpun disekitar kemaluan dan anusnya.Lalu aku mulai jilat bibir kemaluan Mbak Rika, dan memang tidak tercium bau yang aneh-aneh, berarti memang Mbak Rika sangat rajin merawat tubuhnya. Tanpa buang waktu sambil menggosok body oil kumasukan jari tengahku ke dalam lubang kemaluannya, terus kulalukan beberapa kali, dan kulihat kedua tangan Mbak Rika meramas keras sprei ditempat tidurnya.Tiba-tiba Mbak Rika bangun dari tempat tidurnya lalu menyerangku dengan ciuman dibibirku sambil mempermainkan lidahnya. Kadang kucuri pandang paha Mbak Rika yang agak tersingkap dari roknya.“Mas sepertinya pinggangku agak salah urat nich saat duduk di karpet tadi”“Wach itu harus cepat-cepat diurut lho.. Lalu aku oleskan telunjukku dengan body oil, dan kumasukan pelan-pelan ke dalam lubang anusnya, berbarengan dengan lidahku mempermainkan kelentitnya.“Och.. Aku mempunyai saudara sepupu bernama Monica yang umurnya kurang lebih 45 tahun. Mas teruskan Mas.. Sedangkan Mbak Nita agak langsing dengan payudara yang agak lumayan menonjol serta mempunyai warna kulit yang sama dengan Mbak Rika.“Mon aku pulang dulu yach, tuch sudah dijemput anakku, masalahnya aku mau ke Bogor ada acara arisan” kata Mbak Nita.“Lho aku pulang dengan siapa nich” sela Mbak Rika.“Gampang nanti diantar oleh adik gue” jawab Monica seraya menepuk bahuku.“Wach enggak ngerepotin nich Mas” kata Mbak Rika kembali.“Enggak koq Mbak” jawabku.Lalu aku disuruh menemani Mbak Rika mengobrol, karena sepupuku Monica hendak mandi.
