Menghentak-hentak. Mamaku yang sedang berbaring lemas diatas meja makan tiba-tiba melompat bangun. Play bokep Yang melihat pasti hanya mengira kami sedang berjemur menikmati cahaya matahari di tepi kolam renang. Jadi Mama pasti sedang ngorok kecapaian,” jawab Mimi yakin. Itupun setelah jarum jam menunjukkan pukul empat pagi. Ada apa denganku ini? Lagian kelakuanku dan adik-adikku juga enggak beda-beda amat sama Mama. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Aku terangsang hebat. Kepala kontolnya yang kemerahan seperti jamur melewati pusarnya. Obrolan kami nyambung. Dasar nekat si Mimi. Dia tak menggenakan pakaian apapun menutupi tubuhnya. Eits. Karena kami sama gilanya, jadi asyik. “Eh, Tomi. Berjumpa dengan Willy keesokan harinya aku jadi rada-rada grogi. Si Mimi paling senang dengan keberadaan Willy di rumah. “Habisnya elo berdua sama gilanya sih. Susah-susah lho, cari kontol sepanjang punyaku ini di Indonesia. Piaraan Mama itu dimanfaatinnya juga buat muasin nafsunya yang binal. Sebulan berlalu. Batangnya gemuk, segemuk botol coca cola yang sedang dipegangnya. Apakah karena melihat persetubuhan mereka, atau karena serius mengamati kontol besar Willy yang keluar masuk vagina si Mimi itu. Ck.. Bagus banget bentuk kontolnya, pikirku. Sama sepertiku, mereka juga doyan hura-hura. Ngapain luh?” tiba-tiba kudengar suara Mimi menegurku. Segala biaya hidupnya, Mamaku yang nanggung. “Baru aja ma,” sahutku. Aku terangsang hebat. Ada apa denganku ini? Aku tak tahu apakah mereka masih melanjutkan lagi permainan cabul mereka atau
