Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. ‘Ms. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu. Mulai dari jaket, T. Anisa minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. ” Jawabku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocok-ngocoknya. Anisa minta aku meminjamkan jakaetku. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?” pinta Anisa. Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. ” Aku suka kok !” Bisiknya lagi. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. ” Biasa main dimana ?” tanyanya
“Ada apa sayang?” tanyaku kembali. ” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas. Ku kabari Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku. Otomatis aku peluk erat-erat dan semakin erat.