Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Awalnya saya membelai rambut Silvia dan mencium bibirnya. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana. Keringat bercucuran di dahi kami. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Silvia memang hebat dalam permainannya. Tanganku bergerak bebas mengusap buah dadanya. Dengan memanfaatkan jasa kereta cepat Argolawu jurusan KotaX-Jakarta, aku bisa melesat ke Stasiun Gambir Jakarta. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. Kuraih pinggang Silvia. Cuma nafasnya saja turun naik. Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. Tenang. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Tapi entah kapan waktunya, dia belum memastikan dan akupun belum memikirkannya.“Kau memang lelaki jantan dan tangguh di ranjang sayang. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Kumasukkan penisku perlahan-lahan. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Air maniku muncrat ke dalam kemaluan Silvia. Dan pinggulnya, wah membuatku benar-benar gemas. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan.Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan penisku yang tertanam di dalamnya. Pinggang Silvia seperti terhentak. Kali ini aku mengurut bagian payudaranya dengan lembut. Berkali-kali. Kemaluan Silvia semakin keras menjepit penisku.
