Aku menunduk. Playbokep Memenuhi diriku. Kak Edo tersenyum, mengangguk.“Tambah telor setengah matang?” Sempurna.Aku bergegas mempersiapkan semuanya. sekali lagi tangan yg kekar itu memegang pinggangku yg ramping erat-erat, menekan tubuhku ke bawah. Vaginaku mencengkram penis itu sejadi-jadinya, sementara tuanku membenamkan lagi sekuat-kuatnya, sampai aku tertekan ke ranjang.Ia mengejang-ngejang, aku merasakan denyutan- denyutan kuat. Mengangkang. Bagaimana bisa berkata cinta? Kamu masih ingin?” Aku menggeleng.Kak Edo mendadak nampak khawatir.“Kenapa?”
“Saya… semalam saya datang bulan.”
“Oh… mens ya?” Aku mengangguk.Kak Edo tersenyum,“Kalau begitu, kita berpelukan saja seharian ini.” Aku tdk tahu harus berkata apa.Untuk sementara, hari- hari ini adalah hari bahagiaku. Dalam-dalam. Menancap. Tdk mungkin… saya hanya… pembantu.” Aku memejamkan mata. Kak Edo wajahnya nampak sangat serius.“Aku cinta padamu…”“Kak Edo… kita baru berkenalan. Sprei basah sudah tdk terpikirkan, tdk masalah. Kenikmatan yg bertubi-tubi, bahkan rasa sakitnya pun nikmat.Penis yg terkulai itu masih nampak besar, jauh lebih besar daripada punya Bapak. Aku bukan… aku bukan tuan. Tapi aku merasa indah, dan mendengar kata-kata cintanya, walau aku tahu ini tdk mungkin, aku sangat bahagia. Rasanya asin gurih, penis itu terasa lembut kenyal di mulutku.
