Sekarang tidak berlama-lama lagi sambil berdiri. Playbokep Di dalam perjalanan kami ngobrol dan sambil bersendau gurau.“Pit.., namamu Pipit. Ugi juga mau ke sana mau main banyak teman. Selagi Ugi sedang menyusul ibunya, aku duduk-duduk di dipan tapi di dalam rumah. Pipit membusung menggeliat sambil menghela nafas birahi. Ahh.. Aku dan Pipit saling menatap, tak habis pikir kenapa ada kesempatan yang tak terduga datang beruntun untuk kami, tak ada rencana, tak ada niat tahu-tahu kami hanya berdua saja disebuah rumah yang kosong ditinggal pemiliknya.“Mas, mending kita tunggu saja yah.. Luar biasa benar kamu Mas..” bisiknya..Sadar kami berada dirumah orang, kami segera mengenakan kembali pakaian kami, merapihkannya dan bersikap menenangkan walaupun keringat kami masih bercucuran. Pipit masih saja memandangku tak berkedip. Aku semakin mendapat keberanian untuk mengelus wajahnya. Aku antar dia mengambil surat-surat TKW-nya. Pipit menyuruhnya memanggilkan ibunya.“Eh Ugi, Ibu sudah lama belum perginya? Pipit juga tak kalah ngeledeknya. “O gitu yah.. Pipit menatapku.“Mas.. Dia sudah ganti baju, mungkin yang biasa dia pakai kesehariannya..“Dik Wahyu, itu tadi anak saya si Pipit..” kata Bu Murni. Tak disangka, malah tangan Pipit meremas jariku. Kadang dirumahnya, saat Bu Murni kepasar, ataupun di kamarku karena memang bebas 24 jam tanpa pantauan dari sepupuku sekalipun.Tak lama setelah keberangkatan Pipit aku pindah ke Jakarta. Yang ada tiba-tiba seorang gadis umur kira-kira 20 tahunan keluar dari rumah membawa gelas dan kendil air
