Aku mengerti. Playbokep Aku menjilatinya, membersihkannya.Aku senang mendengar rintihan nikmat Kak Edo. Darah. Aku menanti. Menyembur. Pandangan mataku gelap, nanar dalam hantaman orgasme yg hebat. Ketika ujung ibu jari dan jari tengah bertemu, pas melingkari penis yg kokoh ini.Aku mulai menyukai urat- uratnya, guratan-guratannya. Satu sendok teh saja. Lagi, lagi. Mungkin saya tdk pantas jadi istri. Tdk ada lagi batasan. Untuk… tuan. Kak Edo bangkit, berdiri ke samping ranjang. Kegiatan menjilat dan menghisap itu membuatku seperti merangkak di atas ranjang. Aku duduk di atas meja. Saya tdk pantas Kak… Kakak mau meniduri saya saja, sudah lebih dari yg saya bayangkan. Kenikmatan yg bertubi-tubi, bahkan rasa sakitnya pun nikmat.Penis yg terkulai itu masih nampak besar, jauh lebih besar daripada punya Bapak. Aku menanti. Aku ambruk saking lelah dan nikmatnya, seluruh syarafku seperti kelebihan beban rasa.“Ke kamar mandi yuk.” kata Kak Edo.Aku mengangguk, tanpa mampu banyak bersuara. Aku mens semalam, dan sekarang semuanya jadi kotor. Konon, budak tdk boleh banyak bersuara, bukan? Aku keramas, membersihkan lengket di rambutku. Aku merasa bergairah. Saya sudah berkata lancang…” Tuanku terdiam.Aku merasa tdk karuan.“Permisi, tuan…” dengan gugup aku bangkit lalu kembali ke kamarku. Membersihkan bekas-bekas lendirku di meja makan, di kursi, di lantai.
