Maka, sambil menghisap hisap toket Lina, jari jari nya menolong membuka bibir nonok Lina supaya bisa dilalui kontolnya. Bokep Akupun tahu diri, segera kutelentangkan diriku, kubuka pahaku lebar lebar sambil kutekuk lututku keatas. Kembali kontol om Edo menerobos nonok Lina. Agak kikuk Lina menerima pemberian itu, tetapi karena tadi dia melihatku, mengelus elus, menjilat jilat dan menyedot nyedot kontol om Edo, maka diapun berusaha berbuat demikian. Matanya makin membeliak beliak sambil mulutnya yang mungil itu ternganga nganga. Kurasakan kedua pentil Lina menempel di punggungku. Ketika tanganku sedang mengocok sambil menjilatinya tiba-tiba dia melenguh panjang dengan wajah mendongak ke atas,
“Nes, aku mau ngecret, di nonok kamu ya”. “Ahhhh….” erangnya. Saking asiknya aku baru sadar bahwa posisi kami telah berubah menjadi gaya 69 saat kurasakan benda basah menggelitik itilku. Kesempatan ini rupanya dimanfaatkan oleh om Edo. Tangan gempalnya mulai meremasi toketku, sementara tangan yang lainnya mulai mengelus-elus pahaku. Sedang tangannya yang kiri mulai menggerayangi nonokku yang juga sudah mulai gatal. “Nah, ini baru namanya pantat” dia meremas bongkahan pantatku dengan gemas dan menepuknya. Napsuku bangkit dengan sendirinya. Linapun membalas pagutan om Edo. nyampee….. “ Jangan panggil aku tante, belum tua kok dipanggil tante, panggil nama aja biar lebih akrab”, protesnya. Tak berapa lama kontol om-om Edo berhasil juga menyeruak kedalam nonok Lina, walaupun baru sebatas kepala dan separo batangnya saja.
