Aku ciumi puting yang sebelah kiri, sambil tangan kananku meremas dengan lembut susunya yang sebelah kanan, tidak lupa kupilin-milin puting susunya. Bulu kemaluannya tidak terlalu lebat, tipis-tipis saja tuh, pokoknya nikmat dilihat. Bokep Waktu itu aku belum bisa menerima, dan aku protes. Akhirnya aku minta staf divisi pembelian untuk order spare mesin ke supplier langganan pabrikku. Yang kedua-duanya gagal terus. Pokoknya aku melakukannya dengan sangat pelan, biar dia juga lebih menikmati. Penisku sengaja belum kucabut, kubiarkan saja mengecil sendiri di dalam vaginanya.Aku bisikan di telinga Vera, “Wo ai ni, Ver…” kataku sok Mandarin. Yang jelas lingkungan dia dan lingkungan pergaulanku lain. Susunya tidak terlalu besar, menurutku sih cukup proporsional. Aku akhirnya bisa main dengan si Vera yang cantik. Resiko yang paling tinggi adalah ras. Terus kuciumi lagi puting susunya, sambil kuremas-remas. Dia tidak menjawab, cuma mengangguk. Sampai akhirnya kucium di bagian bawah lehernya, ingin lebih bawah lagi sih. Umurnya beda setahun di bawahku. Aku langsung dekap tubuhnya, kucium bibirnya, mesra sekali. Biasanya sih hari minggu, habisnya kalau hari biasa aku dan dia juga tidak selalu bisa. Maklum, Vera membohongi terus, demi kepingin ketemu aku atau mungkin juga ingin ML denganku. Sesudah itu aku mulai mencium sambil menjilat lehernya yang putih bersih dan merangsang tentunya.















