Dengan bisikan halus saya mengingatkan jangan macam-macam, terus Nanda malah mempererat pelukannya dan berkata sepertinya kami memang sudah macam-macam, wah tantangan nih saya pikir.Saya balas pelukannya dengan sedikit perlahan-lahan dan saya kecup keningnya, dengan refleks Nanda mencium bibir saya, yah saya layani dengan sedikit hati-hati, saya takut hatinya masih rapuh dan terbawa emosi saja.Semakin lama ciuman kami semakin panas, saya mulai melakukan aksi menjalankan kewajiban sebagai seorang Bani Adam memberikan kenikmatan kepada seorang Bani Hawa. . Bokep indo terussin.. Tiba-tiba dihisapnya ujung batang kemaluan saya,“Aahh.. jawabnya ada pada kenyataan alam. Kami saling berpandangan sekian detik.Detik selanjutnya Nanda memeluk erat tubuh saya, wah saya semakin tidak karuan dibuatnya. jawabnya ada pada kenyataan alam. hbff..” wah tidak ada kata-kata lagi yang dapat diucapkan secara normal.Begitu pula saya dengan sedikit sisa tenaga yang ada, saya tekan sekuat perasaan. Awalnya begini, waktu itu sekitar bulan Februari, saya ingin mengunjungi teman lama saya di Puncak dengan kendaraan umum, saya sampai di kota yang menurut saya banyak menyimpan kenangan di masa lalu, sebab saya pernah merasakan kesegaran udara kota ini beberapa tahun yang lalu.Oh ya, saya sekarang berumur 33 tahun, umur yang hampir matang dan saya pernah mengenyam pendidikan di kota ini selama hampir 6 tahun.Sampai di Puncak saya bingung ingin kemana dulu sebab setelah sampai, ada rasa rindu di dada untuk mengetahui lebih lama tentang perubahan kota ini.Setelah berkeliling















