Waktu itu aku tidak berpikir macem-macem, karena perhatianku pada penderitaannya. Bokep Kulihat dapur berantakan. Kamu kok bisa masak, to? Hossss..hussssshhhhh..napasku dan napas Mbak Narsih seperti seperti nafas orang berlari mendaki bukit. Aku harus pulang, menyiapkan meja makan. Dia terus-terusan mengaduh kesakitan. Sambil dihilangkan sabunnya. Mbak, saya disuruh bantu apa? Makin ke dalam semakin hangat dan nikmat. tak ada secuil kain pun menutupi kemaluan Mbak Narsih. Kulihat dia lagi sibuk di dapur. Demikian pula Mbak Narsih, sprei jadi kusut dan basah kuyup. pelan suaranya, tapi terasa menusuk perasaanku. Tengah malam, aku terjaga. nah.. Aku menengok ke kamar tidurnya, tidak ada. Sisa-sisa bumbu yg ada kupakai untuk masak sayur pepaya. Ada yang masih lengket di kulitssss adduuuh
Akhirnya daster itu bisa kulepas. Pahanya dinaikkan di pundakku. Aku arahkan dari bawah air itu menyemprot lubang anusnya. Mbak Narsih terus member pengarahan. Agak jauh warung itu. Pagi itu aku sudah selesai menjemur pakaian yang dicuci Mbak Narsih. Ada yang masih lengket di kulitssss adduuuh
Akhirnya daster itu bisa kulepas. Terbayang lagi tubuh Mbak Narsih yang seksi dan putih mulus. Aku benar-benar jadi kikuk. Dia diam membisu sambil menggigit bibirnya menahan sakit.















