Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Playbokep Aku belum pernah diperintah seperti itu. “Jhony.”
“Hm..”
“Tatap mataku, Jhony.” Aku menatap bola matanya. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Matanya berbinar-binar. Pose yang sangat memabukkan. Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ia berusaha manahan tawanya.“Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”
“Deal, my lady!”
“I like it!” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Karena gemas, kukecup berulang kali. Aku selalu duduk persis di depannya. Jangan ada setetes pun yang tersisa! Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.“Periksalah, Jhony. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam.Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. “Jangan menunduk, Jhony. Kakinya mulus tanpa cacat.















