Kini yang aku alami juga hampir serupa, sekarang bagiku semua perempuan di dunia ini hanya menilai seorang pria dari segi materi. Ku perhatikan baik-baik, ternyata ban motornya kempes, selain kasihan aku juga berpikir dia adalah konsumen kami, makanya aku berlari ke arahnya dan membantunya mendorong ke kios kami.“Makasih mas…”, kata gadis itu dengan senyumannya yang manis. Play bokep ranti pun menyetujuinya. Membaca sms itu aku langsung meneteskan air mata. “Kalau yang biasa cuma dua puluh lima ribu, yang bagus tiga puluh lima ribu…”, jawabku. Sampai Anti ke mall maupun berkumpul dengan temannya pun, ia selalu mengajakku, hingga suatu hari aku pun iseng menyatakan cinta, dan sungguh jawaban yang tidak pernah aku bayangkan, ranti menerimaku.Kami akhirnya pacaran, hingga berlanjut sampai sekitar 2 tahun. “Jadi, masih bisa ditambal mas?…”, tanya gadis itu. Buah dadanya putih, putingnya pun mungil berwarna merah muda. Seperti dugaanku, gadis itu tidak membawa uang yang cukup.“Kurang dong mas…”, tawar gadis itu menampakkan wajah memelas. Kemudian kami pun berpakaian.“Anti mohon pamit mas…”, katanya dengan muka yang masih sedih. Seperti percintaanku terdahulu, orang tua pacarky mulai tidak mengijinkan kami jalan berdua.
