Aku pun menjambak rambutnya dan menariknya agar dia bangun dan berdiri. Play bokep “Itu Rianti bro…” Mamat menunjuk ke arah seorang gadis yang berjalan menuju ke arah kami. Dan hubungan ini tidak terasa sudah berjalan hampir dua tahun. Maka aku minta Mamat mencari info lagi, dan tidak sia-sia, besok Rianti akan berangkat jam empat sore ke kuliah. “Dreeekkk…” suara pintu yang terasa agak keras, seperti sudah jarang dibuka. Aku hanya terdiam dan kemudian berkata, “Ah, lupakan… Aku cuma bercanda kok….” aku tersenyum lebar agar Rianti tidak marah denganku. Aku sebenarnya tidak mau tahu lagi dengan info mengenai Rianti, namun kata-kata Mamat membuatku semakin sakit hati. Karena usaha yang sudah cukup lancar, maka aku pun memberanikan diri untuk lebih dekat dengan Rianti. Apalagi pekerjaan ini sudah pernah kami geluti sebelumnya, jadi bukanlah hal susah untuk membobol rumah orang. Dini pasti merasa sakit sekali dengan perlakuan begini, memang malang nasibnya, padahal target awalku adalah Rianti, kakaknya. Dalam perjalanan aku malah mengajak Mamat ke sebuah cafe remang-remang, aku mau merilekskan pikiranku dulu.“DASAR CEWEK MATREEEE!!!!….” teriakku di bawah pengaruh alkohol. Aku menduga kamar ini adalah kamar orang tua Rianti, dan kami terheran ketika memasuki kamar ini ternyata ruangannya tidak ada orang.















