Erangannya semakin memburu seiring jilatan saya yang makin liar,“ Eghhh… Oughhh… Ssss.. Dan Umi-pun tidak mengingkari janjinya untuk melayani kebutuhan seks ku kapan pun ketika saya mau. Setelah aku bosan menjilati susu Umi, aku mulai menciumi perut Umi terus dan terus hingga berhenti di selangkangan yang masih tertutup celana dalam seksi.Eeummm… baunya khas, aku pelorotkan celana Umi yang sudah agak lembab. “ Upzzz… Maaf ya Mas saya kira Mas anak yang punya kosan ini, habis Mas imut sih kayak anak kecil mukanya, hhe… ”, ucap Umi mengelak dengan raut muka sedikit malu.Saat itu aku menawarkan dengan penawaran yang sangat extreme dan berani kepada Umi, “Gini aja deh Mbak, saya kasih Mbak 3 bulan gratis tinggal disini asal kamu mau tidur sama aku”, ucapku tegas penuh spekulasi. Dan Umi-pun tidak mengingkari janjinya untuk melayani kebutuhan seks ku kapan pun ketika saya mau. Aghhh… enak sekali Memek kamu Umi, Aghhh… ” desahku.Setelah kurang lebih 15 menit aku menyodok Vagina Umi, kurasakan kejantananku berdenyut-denyut,“ Umii… aku mau keluar nih… Aghhh… ”, ucapku pada Umi. Dia tidak tahu kalau yang punya kosan ini punya saya, mungkin saat itu dia menyangka saya hanya pembantu yang mengurus kosan ini.
