Lama juga aku mengocoknya. Sesampainya di ruang tengah, aku langsung duduk di karpet karena tidak ada sofa. Lalu dia bicara, “James, kita ke kamarku yuk, biar lebih asyik.” Kugendong dia ke dalam kamarnya, dan kita lanjutkan lagi dengan berciuman. Ruang tengahnya didesain ala Jepang dengan meja Jepang yang pendek yang disertai rak majalah di bawahnya. Akhirnya dia mendesah panjang, “Aakhhh… aku mau keluar James…” Terlihat cairan putih keluar dari liang senggamanya, baunya amat merangsang dan rasanya jauh lebih merangsang lagi. Aku sempat kaget melihatnya. Aku disuruhnya menginap, karena malammya kita mau mempraktekkan adegan cerita seks yang lain katanya. Langsung saja kujilati liang kewanitaannya terutama daerah klitorisnya. Aku sempat merasa senang banget waktu itu. “Iya sih katanya, tapi khan…”
Belum selesai aku bicara, dia langsung mencium bibirku. Dia menjerit kesakitan, “Stop James, sakit tau.” Aku tidak menghiraukannya dan terus menekan batang kemaluanku sampai rasanya kepala batang kemaluanku menabrak sesuatu. Lalu dia bicara, “James, kita ke kamarku yuk, biar lebih asyik.” Kugendong dia ke dalam kamarnya, dan kita lanjutkan lagi dengan berciuman. Begitu dikulum, batang kemaluanku berdiri lagi karena enaknya. ah.. Aku sempat grogi untuk kedua kalinya, aku cuma bisa tersenyum.
