Tante Ratih. Kukuakkan paha itu, kuselipkan paha kiriku di bawah paha kanannya dan dengan satu tikaman kepala kontolku menerjang tepat akurat ke celah labianya yang basah. Bokep Dia bakalan marah sekali anaknya Tante makan”, katanya tersenyum masih tersengal-sengal menahan berahi yang belum tuntas penuh.Kontolku berdenyut lagi mendengar ucapan Tante itu, apa memang aku yang dia makan bukannya aku yang memakan dia? Aku memperlambat lalu menghentikan kocokanku. Saya mendengar ini terkadang jadi keluh-kesahnya pada ibuku. Karena gugup.“Tapi Tante suka orang pendiam”, sambungnya.Kami makan tanpa banyak bicara, habis itu kami nonton televisi acara panggung musik pop. Aku sudah hendak menerkam mau menikmatinya sekali lagi sewaktu aku merasa desakan mau buang air kecil. Tangannya membantu menempatkan bonggol kepala penisku tepat di mulut lobang kemaluannya. Kali ini aku keburu knocked out selagi dia hampir saja mencapai orgasme.“Maafkan Tante”, bisikku di telinganya.“Tak apa-apa Dit,” katanya mencoba menenangkan aku. Wajah, toket, perut, panggul, meqi, paha dan kakinya. Terkadang dia nonton di rumah kami kalau suaminya lagi ke kota lain untuk urusan bisnesnya. Berlainan betul dengan adik-adik dan ibumu”, kata Tante Ratih selagi dia menyendok nasi ke piring.Aku sulit mencari jawaban karena sebenarnya aku tidak pendiam. Dia mengenakan daster tipis yang membalut ketat badannya yang sintal padat.“Mari makan malam Dit”, ajaknya membuka tudung makanan yang sudah terhidang di meja.“Saya sudah makan, Tante,” kataku, tapi Tante Ratih memaksa sehingga akupun makan















