Kutarik tangannya agar melepaskan kepalaku. Bokep indo Malam ini kebetulan tidak ada “tamu penting” katanya. Lina menelannya lalu membersihkan mulutnya.Kini giliranku. Tiap kujilat tubuhnya mengeras. Lina menoleh, menutup telepon dan tersenyum. Lina menelannya lalu membersihkan mulutnya.Kini giliranku. Tampak dua belahan itu tak tertampung dengan sempurna dan sedikit menyembul di sana sini. Tanpa skenario, Lina telah merebahkan tubuhnya. “Kamar 306 kan?”
“Betul Mbak..”
“Saya ke sana?”
“Saya tunggu Mbak..”
“Krekk!”, telepon ditutup. Setelah terlepas, lidahnya langsung memburu puting susuku yang mungil, menjilati dadaku yang agak kerempeng, menjilat-jilat seputar pusarku. “Apakah pikiran kita sama?”Kali ini Lina mengangkat wajahnya mencoba menatapku. “Udah makan?”
Lina mengangguk, kuambil dua kaleng green sand dari kulkas kecil, dan kusodorkan rokok A mild menthol. “Jangan-jangan bukan manusia..”, pikirku. “Kalau cape tiduran aja Lin..”
“Kamu aja Nov, tanggung udah jam tiga, jam lima aku pulang kok..”
Aku tersenyum, sekarang aku melangkah ke arah tempat tidur, “Ya udah, aku aja yang selonjorin kaki, sory ya aku duduk di tempat tidur”. Kugeser dudukku, kami saling berpandang sejenak, lalu kuberi isyarat dengan mata agar Lina duduk di sebelahku. Belum puas memperlakukan jagoanku bagai ice cream, kini Lina menyedotnya, tak sekedar menghisap lagi, sampai akhirnya mulutnya penuh dengan air maniku. Ternyata Lina adalah seorang wanita panggilan khusus tamu penting hotel. Lalu Lina bercerita tentang riwayatnya mencari nafkah over night seperti ini.Untuk mengimbanginya, aku mengarang cerita tentang seorang gigolo muda yang belajar memulai profesinya di