Kejantanankuku tegang seperti mainan anak-anak yang dituip melembung. Bokep Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku. Dia tidak lagi dingin dan ketus. Dia menurunkan sedekit tali kolor sehingga pinggulku tersentuh. Pada akhirnya mereka berdua melakukan hubungan suami istri di salon dimana wanita itu bekerja. Matanya dikedipkankan, bersamaan masuknya angkot lain di belakang angkotku tadi. “ Mbak.., selangkanganku masih sakit nih..! Toh, si setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di salonnya. Begini saja daripada repot-repot. Setelah mengunci salon, Fera kembali ke tempatku. . Membuka celanaku dan bajuku lalu gantung di kapstok. Dia berlutut mengelap selangkangan bagian belakang. Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Kali ini dengan telapak tangan. Mengapa kancing baju cuma tujuh? “ Halo..! “ Mbak Fera.., aku mau makan dulu. Matanya dikedipkankan, bersamaan masuknya angkot lain di belakang angkotku tadi. Ke bawah lagi: Tidak. Mendadak jari tanganku dingin semua. “ Halo..? Yes.., akhirnya. Untung ada tissue yang tercecer, sehingga ada alasan buat Fera. Betisnya mulus ditumbuhi bulu-bulu halus. Dan kubuka celana pantai. Ketika menjangkau pantatku dia agak mendekat. ” kataku sambil menancapkan Kejantananku amblas seluruhnya. Aku harus, harus, harus..! Atau jangan-jangan dia juga disuruh ibunya bayar arisan. Aku masih termangu. Tidak terlalu ayu. ”
Aku lalu menuju salon. Kalau kini aku berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yang membasahi leher, pasti karena aku terlalu terbuai lamunan.
