“Aduh itu mau banget Om, Cinta kan mau lanjut studi ke luar negeri kayak Om”. Harapan Cinta semoga kali ini bisa membuat Om Ridwan mundur dan membatalkan niatnya. Bokep IPK-nya disetiap semester hampir tak pernah dibawah 3,0. Sebagai gadis biasa, dalam hati Cinta berharap Rido adalah pangeran tampan berkuda putih yang selama ini dicarinya“Siapa yang nelpon?”. Om Ridwan adalah ayah dari Felisia, sahabat karibnya di kampus. Menatap tajam ke arah Cinta. Mereka sudah berpacaran hampir setahun lebih. Cinta tersentak. Paling tidak saat itu baik Om Ridwan maupun dirinya tidak saling membuka identitas, walaupun keduanya sudah jelas tidak bisa mengelak. Ini adalah harapan terakhir Cinta. Cinta mengangguk. Cinta tidak menolak ketika Rido merebahkan tubuhnya di ranjang. Baik Cinta maupun Felisia sudah saling mengenal keluarga masing-masing dengan sangat dekat. Lama tidak mendengar komentar dari Cinta, akhirnya Om Ridwan pun melanjutkan kata-katanya. “Kamu gak kuliah hari ini?”, tanya Om Rudi. “Ih Om genit…”, Cinta menyubit pundak laki-laki paruh baya itu. “Oke bye”. Namun itu hanya untuk sementara.Di sebuah kamar kosan elit, Cinta duduk lesehan di atas ranjang dan terlihat serius di depan laptopnya. Kemudian ia menutup pintu kamar kosnya. “So.. Om Ridwan berdiri. Rambutnya yang mulai jarang dan sedikit memutih, menunjukkan kalau ia adalah sosok yang intelektual. Cinta hanya mengangguk. Laki-laki itu terdiam sejenak. Rupanya malam itu suasana cukup ramai, tidak seperti hari-hari biasa.
