Mbak Ratih keluar kamar dengan wajah sayu. “Perlu apa Den?”
“Coba duduk sini”, kataku. Bokep “Pernah”, jawabnya. “Denok berlutut, ayo hadap sini!”, kataku. Berhasil juga ternyata kepada pembokat sendiri. Paling tidak aku tidak secepat tadi pagi dengan Denok. “Mbak sudah keluar dari tadi dik…ah…aah…ahh…”, kata mbak Ratih. Denok sendiri seorang janda, anaknya berada di desa diasuh oleh orang tuanya. “Lagi bersihin dapur”, kata Denok. Tenang aja deh ndak bakal aku apa-apain, lagian juga belum tentu berhasil”, kataku. Denok duduk di sofa sambil menatap dengan tatapan kosong lagi. Ia agak aneh juga, bahkan mungkin ia mengira aku tak akan berhasil. Aku sudah ndak tahan lagi nih. Memang sih aku kepingin ngentot ama kakakku, tapi klo dia tahu aku menghipnotisnya…aduh…gimana nih. Mbak Ratih keluar kamar dengan wajah sayu. “Pernah”, jawabnya. Kuciumi dua bukit kembar itu, sambil kugigit sekali-kali, perjalananku ke bawah, ke perut, lalu kulihat memeknya yang ditumbuhi sedikit bulu. Begitulah setiap hari, malam hari aku ngentotin kakakku dan pagi hari atau siang hari aku dengan Denok. Aku arahkan penisku ke mulut Denok. “Lagi ngapain?”, tanyaku. Sesaat kemudian ia membuka matanya dan melihatku. Aku lemas. Berhasil juga ternyata kepada pembokat sendiri. Kupuntir-puntir putingnya, mbak Ratih menarik nafas lalu ia mengeluh.. Ia masih menatapku dengan pandangan kosongnya. Aku bisa mendengar suara tenggorokannya menelan sesuatu. Kujilati dan kuhisap, sambil kupeluk kakakku yang sudah terhipnotis itu. Setelah bersih ia
