Saba-695 Di Kamar Bersama Rekan Kerja Yang Mabuk Dan Ketinggalan Kereta Terakhir… Aku Tak Tahan Melihatnya Tanpa Perlindungan… Vol.008

Tinggiku sekitar 167 cm. Aku pun merintih-rintih keenakan. Playbokep Pruttt! Kontolnya terasa hangat dan mengeras. Seluruh bagian kontolnya yang masuk nonokku dipijit-pijit dinding lobang nonokku dengan agak kuatnya. “Kok celananya dipake, katanya mau ronde kedua”, kataku. Secara perlahan-lahan digerakkan keluar-masuk kontolnya ke dalam nonokku. Sementara itu dia masuk kamarnya dan mandi. Terus dan terus. Rambutku tergerai sebahu. Mendadak aku terbangun karena om membuka dasterku. sssh… sssh…” Gigiku tertutup rapat. Kedua gumpalan daging kenyal itu diremas kuat-kuat secara berirama. Aku sudah pengen dia menggelutiku sekali lagi. Begitu juga dirinya, dia pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa. Dia menciumi leher mulusku dengan lembutnya, sementara aku mengusap-usap punggungnya dan mengelus-elus rambutnya. Sintia baru mulai ngerasa enak, dia udah keluar. Betis kananku ditumpangkan di atas bahunya, sementara betis kiriku didekatkan ke wajahnya. Hhh…” “Sin… Enak sekali Sin… nonokmu enak sekali… nonokmu hangat sekali… jepitan nonokmu enak sekali…” “Om… terus om…,” rintihku, “enak om… enaaak… Ak! Mataku merem-melek, dan alisku mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. Namun sekarang gerakan kontolnya lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Om ternganga melihat kondisi aku yang baru selesai mandi. Pejunya pun tak terbendung lagi. Bener… yang cepat…Terus om, terus… ” Dia bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihanku. “Engh…” aku menggeliatkan badanku. Aku pun merintih-rintih keenakan. Sampai kira-kira empat menit. “Kok celananya dipake, katanya mau ronde kedua”,