Seorang pembantu laki-laki setengah baya
mempersilakanku masuk duduk di ruang tamu. Playbokep Ia hanya sedikit tersenyum dan berkata,
“Tidak keberatan khan jika kamu juga mengurut perutku, biar
tubuhku lebih segar lagi. Aku tak mampu bersuara dan mengatur nafas,
bahkan aku sedikit malu menatapnya, tapi,
“Jangan takut dan
malu Nif. Aku
mengelus-elus bulu-bulu yang tumbuh agak tipis di atas kedua bibir lubang
kemaluannya yang sedikit mulai basah itu. Khan sudah larut
malam” ajaknya. Sikap dan tindakan ibu majikanku itu membuat aku
melupakan segalanya, baik masalah keluargaku, penderitaanku, tujuan utamaku
maupun status dan hubunganku dengan majikannya. Setelah makan malam, aku bersama pembantu nonton TV di ruang
makan, sedang ibu majikanku dan anak gadisnya nonton TV di kamarnya
masing-masing. Hanya saja ketika itu, aku bentrok dengan orang tuaku,
sedang saat ini aku bentrok dengan istri.Ceritanya, hanya persoalan sepele yaitu orang tuaku
menghendaki agar aku tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tapi aku
tetap ngotot untuk mendaftar pada salah satu perguruan tinggi di Makassar.Karena tidak didukung orang tua, aku terpaksa meminjam uang dari tetangga
sebesar Rp.10.000, buat ongkos mobil ke Makassar dan sisanya buat jajan. Lalu ia tiba-tiba bangkit dari tidurnya
sambil berpegangan pada leher bajuku. Tapi di mana Bu’?” tanyaku singkat. Aku
coba memasukkan lidahku lebih dalam dan menggerak-gerakkannya ke kiri dan ke
kanan, lalu ke atas dan ke bawah. Yang terpikir hanyalah
bagaimana menikmati seluruh tubuh ibu majikanku, termasuk menusuk lubang
kemaluannya dengan tongkatku yang sangat tegang itu.“Bagaimana Nif,?
