“Kita barengin keluarnya yok…”, bisikku sambil mempergencar enjotan batang kemaluanku, maju mundur di dalam lubang kewanitaan Ibu Sela. “Kenapa mendadak jadi begini Pak?”, tanya wanita behijab itu ketika kami sudah duduk di jok belakang, pada saat tanganku berhasil menyelinap ke baju tangan panjangnya dan ke balik BH nya. Ibu Sela memejamkan matanya waktu saya mulai mengentotnya lagi dengan posisi klasik, dia di bawah saya di atas. “Saya kan ikut program KB sejak kelahiran anak kedua…”. Tanganku sudah menyentuh bulu kemaluannya yang terasa lebat sekali. Teman yang selalu menemani saya dia bernama Ibu Sela, dia tidak begitu cantik, tapi dia mempunyai senyuman yang sangat menggoda. Tangan kananku mulai berusaha membuka jalan agar tangan kiriku bisa menyelusup ke dalam bajunya yang sangat tertutup dan bertangan panjang. Karena kami berada di depan kebun yang mirip hutan. Rupanya dia tidak bisa menahan lagi. Ibu Sela pun tampak sangat menikmati enjotan batang kemaluanku. Lalu saya menggulingkan badannya sambil kupeluk erat-erat, tanpa mencabut batang kemaluanku dari dalam memeknya yang sudah klimaks kesekian kalinya. “Kita barengin keluarnya yok…”, bisikku sambil mempergencar enjotan batang kemaluanku, maju mundur di dalam lubang kewanitaan Ibu Sela.
