Aduh mesra sekali. Spermaku sudah siap menembak. Playbokep Di telepon aku minta, itu barang harus bisa datang paling lambat 2 hari (nggak masuk akal kupikir!). Resiko yang paling tinggi adalah ras. Ya sudah aku terima saja, mungkin ini takdirku mesti begini.Oh, iya perlu diketahui oleh rekan-rekan pembaca, aku ini orang pribumi asli. Bulu kemaluannya tidak terlalu lebat, tipis-tipis saja tuh, pokoknya nikmat dilihat. Bagiku tidak jadi masalah, lebih nikmat main saja langsung.“Ver… masukin?” kataku deg-degan. Umurnya beda setahun di bawahku. Karena aku tidak sabar, akhirnya kutelepon ke suppliernya. Susah sekali, masih perawan kupikir. Kubuka saja, pasti dia tidak akan menolak kok. Sesudah itu aku dan Vera beres-beres. Tapi sekali lagi dia hanya diam dan dengan matanya yang coklat menatapku penuh arti, yang artinya aku juga nggak tahu. Kuciumi pinggangnya, sambil jeans-nya kutarik pelan-pelan ke bawah. Mengerti juga dia, sambil mengangkat pantatnya, akhirnya kulucuti celananya. Terus kucium dahinya, matanya, hidungnya dan terus ke bibirnya. Aku tipe laki-laki sopan sih, nggak langsung tancap gas.Dia hanya merem saja menikmati ciumanku sambil kadang-kadang mendesah, keenakan barangkali. Dia baik sekali denganku, perhatian sama aku, kalau mau aku bandingkan dengan 2 cewekku terdahulu. Kuciumi di atas CD-nya, terus akhirnya semakin ke bawah. Aneh kupikir.
