Sehingga waktunya cukup banyak untuk membaca. Tapi entah kenapa, sangat mengundang gairah lelakiku saat itu. Play bokep Kak Tina menatapku. Dia menunjuk tepi tempat tidur, di antara pahanya yang terkangkang.Kami terus membaca. Kali ini sensasi yang kurasakan tidak hanya dada Kak Tina yang menekan punggungku, juga sebentuk gundukan hangat di pangkal pahanya menyentuh pantatku. Kakinya terbuka lebar, sedang kain yang dikenakannya tersingkap. Tangan Kak Tina yang kanan mencengkeram pahaku. “Iya Kak”, Jawabku pasrah. Sensasi yang kurasakan bertambah dengan rasa takut ketahuan. Karena selalu mengisi bak mandi, badanku jadi berisi.Kak Tina selalu membangunkan aku setelah dia memasak air. Naluriku menyuruhku untuk menekan punggungku ke dadanya. Aku mengintip dari kaca nako.Ya ampun! Sana urus sapi”, Kak Tina menepuk bahuku sebelum dia bilang, “Astaga.., kamu ngompol ya, Sapto?”. Kak Tina tetap tak sadar. Kak Tina membuka lebar pahanya. Yang kulihat di sana sungguh luar biasa, dan tak akan pernah kulupakan. Aku terbangun, tak tahunya tanganku ada di atas dada Kak Tina, sedang tangannya menimpa tanganku itu. Walau sedikit kesulitan, Kak Tina terus membaca. Tangan Kak Tina yang kanan mencengkeram pahaku. Sejak malam itu, setiap malam aku melakukan hal itu.
