Harus bisa masak, nyetrika, nyuci, jahit baju, beresin rumah?”Belum sempat kata-kataku habis sudah terdengar ledakan tangis isteriku yang kelihatan begitu pilu. Bokep indo Dug! Beberapa menit setelah kepergian dua ukhti itu, kembali melintas ukhti-ukhti yang lain. Namun, belum juga kutemukan Maryamku. Sungguh, baru kali ini aku melihat isteriku segirang ini. Namun, belum juga kutemukan Maryamku. Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah. Aku terlalu sibuk memperhatikan kekurangan-kekurangan isteriku, padahal di balik semua itu begitu banyak kelebihanmu, wahai Maryamku. Entah kenapa hati ini tiba-tiba saja menjadi rindu padanya. Selera makanku mendadak punah. Duh, betapa tidak gemas, dalam keadaan lapar memuncak seperti ini, makanan yang tersedia tak ada yang memuaskan lidah. “Aduh, Mi… Abi kan sibuk sekali hari ini. “Lho, kok bilang gitu…?” selaku. Pakaian bersih yang belum disetrika menggunung di sana sini. “Abi nggak ngerasain sih bagaimana maboknya orang yang hamil muda…” Ucap isteriku lagi, sementara air matanya kulihat tetap merebak.Hamil muda?!?! Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah. Sementara teman-temannnya bersepatu bagus.“Maafkan aku Maryam,” pinta hatiku.“Krek…,” suara pintu terdengar dibuka. Kalau yang lain memakai baju berbunga cerah indah, ia hanya memakai baju warna gelap yang sudah lusuh pula warnanya. Tapi Abi kan manusia biasa.
