Dulu aku wanita panggilan, klienku orang-orang top, orang VIP, tarifku selangit. aku tidak bersuami ? Sebagai Mahasiswa dari daerah, aku masih lugu ekali tentang kehidupan Ibukota Jakarta. Aku pernah nunggak tujuh bulan, Bu ratna tetap senyum-senyum saja menerima penjelasanku, kenapa aku terlambat. ” jangan takut, enggak ada siapa-siapa disini, tidak ada yang berani naik ke kamarku ini. Memang ada dua kamar disamping kamar ibu Ratna, kamar itu dibiarkan kosong, katanya untuk sanak famili yang menginap.Pergaulan di rumah kos itu tampaknya acuh tak acuh, Lu ya elu, gue ya gue, individualistis sekali. Ku peluk dia, kuciumi teteknya, dia semakin bernafsu. Meki ratna pulen sekali rasanya dan dalam. Matanya merem melek. Dia beraksi lagi, goyangannya membuat aku melayang-layang ke awang-awang. ” Yah..itu tuh…sering cari itu tuh….wanita “P” , sering main dimana kamu ?” ” Ah…mana saya punya uang untuk yang begitu ” ” Tapi mainanmu lihay sekali, nyodoknya juga oke banget lho, aku sudah dua kali orgasme, masih belum puas, tapi kamu masih tetap bertahan kuat” Jelasnya memuji. Rumah kosnya dikelola oleh pembantu rumah tangganya. enak banget Ron, ******mu besar banget, sampai menthok banget nih…? Aku membukanya, astaga ! Aku pernah nunggak tujuh bulan, Bu ratna tetap senyum-senyum saja menerima penjelasanku, kenapa aku terlambat. ” Ya bila perlu sampai pagi. ” Ya bila perlu sampai pagi. Aku mengangguk dan tanpa pikir panjang lantas bergegas
