Jangan Tertipu Hijabnya, Dia Justru Profesional – Malina Melendez

Aku semakin terangsang karena pussy Mbak Carrie mulus tanpa ditumbuhi bulu sedikitpun.Kali ini langsung kuserbu payudaranya, kuraba-raba sambil terus kissing sambil sesekali terdengar rintihannya, “Ohhh… Wan mhmmm…” kujilati kupingnya terus menjalar ke leher, dada, dan sampai ke payudaranya, kujilat, kumainkan putingnya dengan lidahku, aku semakin bernafsu.“Waaan, ohhh…”
“Hmmm, Mbak… Mbak cantik sekali.”Kali ini tangannya mulai kurasakan lebih aktif, dirabanya punggungku turus turun ke pantatku kemudian ke depan mencoba meraih batang kemaluanku dipegangnya dengan lembut, dikocoknya pelan-pelan sambil berkata, “Wan, punyamu lumayan besar juga.Mbak mau merasakannya Wan… ohhh,” kembali erangannya terdengar karena aku masih sibuk memainkan pentil payudaranya dengan ujung lidahku.Mulai bosan dengan payudara, kuangkat badannya, kududukkan ke pinggir bak air.Kembali aku menjilati perutnya, kukukek-kucek liang pusatnya masih dengan ujung lidahku, terdengar kembali erangannya lebih keras, “Ooouhhh… hmmm… ahhh…” mungkin Mbak Carrie sudah terangsang hebat.Keadaan ini tidak kubiarkan langsung kuarahkan lidah ku ke arah belahan pussy tanpa bulu yang indah sekali, tercium olehku bau khas kewanitaannya.Aku semakin bernafsu kujilati pussy Mbak Carrie yang sudah mulai basah dengan lendir kumainkan ujung lidahku menelusuri setiap millimeter dari “benda enak gila” itu.Tubuh Mbak Carrie semakin terguncang hebat menikmati permainan lidahku, nafasnya memburu, sudah tidak beraturan lagi sambil terus mengerang, “Oouuussshhh aaahhh,” merintih tidak karuan keenakan.Ujung lidahku masih menempel pada benda enak milik Mbak Carrie kali ini bagian terakhir yang akan kugarap.Benda sebesar biji kacang yang terletak di

Jangan Tertipu Hijabnya, Dia Justru Profesional – Malina Melendez

Related videos