Sambil waitress menyiapkan ruangan, kami memesan minuman. Play bokep Indah sekali, pikirku. Ditekannya kuat tanganku dengan kedua tangannya sehingga Aku tidak bisa melepaskan diri darinya. Sampai depan cafe, aku mengambil HP ku dan aku menelpon Okta sambil aku memandangi seisi café tercebut karena pada siang itu suasana cafe belum ramai, jadi aku bisa melihat semuanya. Ketika jam istirahat aku langsung menelponnya, dan setelah aku ajak Okta untuk ketemu Okta pun juga mau, lantas kami janjian disebuah cafe yang ada di mall. Sakit?, kutanya. Mau diterusin gak, Arman? Kami bernyanyi sambil menikmati kehangatan tersebut. Segera kami meluncur ke sebuah karaoke terdekat menggunakan mobilku. Saat itu, Aku agak takut. Kuelus-elus dahinya beberapa lama, turun ke pipi, lalu ke rambutnya yang panjang. Lalu kuremas dengan lembut. Ternyata celana dalamnya sudah basah. Dingin ya?, tanya Okta, kepadaAku, sambil melihat tanganku. Sampai depan cafe, aku mengambil HP ku dan aku menelpon Okta sambil aku memandangi seisi café tercebut karena pada siang itu suasana cafe belum ramai, jadi aku bisa melihat semuanya. Darah kelelakianku segera berdesir. Arman, sini dong, kata Okta.
