Saya remas-remas dan memain-mainkan pelan payudaranya.Desis Rini makin jelas kentara,“Terus.Pak”…
”Terus Pak” Rini berbisik…
”Mana tahan” pikir saya. Playbokep mas, enak”…saya tetap dalam posisi semula, sekarang dengan bekal sedikit pelincir diibu jari saya, saya bantu Rini dengan menggosok-gosok kelentitnya. ketika pelincir menetes diperutnya. Saya tdk berani memeriksanya lebih lanjut.“Pak, sekalian yg lain, mumpung gratis”. Saya telpon ke rumah beliau, dan beliau perintahkan untuk melakukan pengiriman barang jam 8 pagi besok di Rumah Sakit tempat beliau bekerja. “Puas mas ?, saya puas sekali”. k0ntol sudah tdk tahan lagi, lihat keadaan seperti ini. Maklumlah, kami berdua tdk sempat mandi sejak pagi hari tadi. “Pamit Pak !, saya pulang dulu” , Langsung dia ngeloyor pergi, mungkin kelelahan, mungkin tdk ingin mengganggu “acara” saya dengan Rini.Setelah Pak Sebastian tdk lagi di ruang, tinggal saya bersama Rini,“Jadi, Pak ?” suara Rini kembali muncul, saya hanya bisa mengangguk-angguk
‘Ya, silahkan”.Tanpa ragu sedikitpun Rini melepas kancing bajunya dan membaringkan diri di meja pingpong, nampak BH Krem dan sebagian payudara yg menyembul, kulit yg putih dan sangat bersih. Saya mulai mengarahkan prop USG ke arah Jantungnya dengan menggesernya dari daerah perut. mas, enak”…saya tetap dalam posisi semula, sekarang dengan bekal sedikit pelincir diibu jari saya, saya bantu Rini dengan menggosok-gosok kelentitnya. Rupanya dia sedang menikmati semaksimalnya orgasme dan keheningan sesaat yg timbul pada dirinya.Setelah dia agak tenang, saya baru kembali memompanya, terasa agak kering















