Aku segera menyudahi keasyikanku. Aku tak protes. Bokep indo “Benar. Sulit ya membacanya?”
Memang kami duduk berdampingan, dengan buku dipegang Kak Tina. Kejantananku meronta di balik celanaku, yang saat itu belum terbiasa memakai underwear. “Iya Kak”. “Mimpi..” Aku ingat mimpiku, tapi lalu ingat bahwa aku mimpi dengannya, “Gak mimpi apa-apa”. Dia tidak melarang. Aku tetap memegang dadanya, sampai aku tertidur dengan damai. Saat menyimpan sepatu di samping kamar, aku mendengar suara perempuan mengerang, mendesah-desah, yang keluar dari dalam kamarku. Hanya itu saja. Sepasang putingnya melesak di balik daster tipisnya. Aku tak berani bertanya kepadanya. Tapi entah kenapa, sangat mengundang gairah lelakiku saat itu. “Sudahlah, Nanti juga kamu tahu sendiri”.Aku berlalu menuju kamar mandi, membersihkan diri. Sesampainya di rumah keadaan memang sangat sepi. Namanya Tina, gadis Bali berkulit hitam manis. Sesekali aku ingin juga membaca novel lainnya, tapi Kak Tina tak pernah mengijinkan aku menyentuh apa lagi membaca novel-novel itu. Kak Tina membuka lebar pahanya. Aku memegang celana pendekku di daerah depan. Ini bacaan orang besar”. Aku baru ingat, kalau Bu Rochim ada acara di Dinas Pertanian. Untung sisanya telah mengering. Bau tubuh Kak Tina memang aneh, agak-agak sangit. Dia tetap tenang. Sedang Kak Tina ke dapur. Terkadang novel-novelnya Freddy S, Abdullah Harahap, dan Motinggo Busye.















