No info
Hawa yang aku rasakan mulai berbeda, “Apakah ini ? Bokep ayok keburu jam makan siang selesai nih”Aku Ruri Tiansyah dan juga Ivana kemudian melangkahkan kaki kami menuju sebuah kantin dekat dengan kantor pemerintahan tempat dimana kami berkerja untuk menyantap makan siang kami.“Ehh teh, gimana kabar Aldi, nggak apa-apa dia sendirian sama pembantu di rumah.”“Nggak kok.. aduh salah nih.” ucapku sambil mencoba menghubungi nomor Ivana berkali-kali namun tak ada jawaban.“Aduh, besok dipakai lagi.. tapi bener juga sih teh, hehehe.”Akhirnya obrolan kami sedikit terhenti karena pesanan makanan kami sudah datang di meja. Sesaat aku ingin keluar dari keadaan ini tapi sesaat aku seperti tak mampu melepaskan semua ini.“Apa yang terjadi denganku ?”“Apa aku menikmati perlakuan Denny ?”“Ohh tidak, ini tidak boleh aku sudah bersuami, tapi..”Sudah 6 bulan ini Mas Imran tak ada di sampingku, awalnya bulan pertama bisa aku sesuaikan dengan diriku tapi setelah itu nampaknya aku merindukannya, merindukan kasihnya dan merindukan sentuhannya.Sebagai pelepas lara dan rindu sering aku menelponnya sampai berjam-jam selepas pulang kantor, namun 3 bulan belakang ini itu jarang kulakukan karena Mas Imran harus fokus pada project dan juga kuliahnya, aku jadi semakin jarang berkomunikasi dan hanya berkirim pesan lewat aplikasi WA.Sebenarnya selain komunikasi kangen-kangenan dengar suaranya atau dengar suara anak kami atau melihat wajah kami ada satu hal yang membuatku sangat merindukannya.
















