”Atau dikocrotin di depan memek aku.”
”Hush, porno ah omongan lu.” Sita tertawa lagi. Playbokep Batang itu terlihat begitu besar dan tegang, cukup untuk membuatku bergidik dan membikin selangkanganku terasa senut-senut. “Sebentar lagi aja, mas.” aku merajuk dan mencaplok penis itu.Tapi mas Danu menarik cepat penisnya, “Aku sudah terlambat, sayang.” dan buru-buru memasukkannya kembali ke dalam celananya.“Mas berangkat dulu ya.” Dia mengecup pelan keningku dan segera berlalu ke taxi langganan yang sudah menunggu di depan rumah.Huh! “Emang ada apa?”Aku pun bercerita panjang lebar tentang kunjungan mertuaku barusan, juga kata-katanya yang pedas,“Setelah kupertimbangkan, sepertinya, aku harus menerima tawaranmu, Sit.” lirihku. “Iya,” aku mengiyakan. Kalian sama-sama subur kan?” dia bertanya.Aku mengangguk mengiyakan.“Tapi mas Danu biasanya sudah lelah duluan.”
“Maksudmu?” Sita tertarik. Anggap saja bang Irul itu suami kamu.” Sita meremas tanganku. Jangan-jangan… lalu serentetan pertanyaan bernada khawatir seorang istri keluar tanpa bisa ditahan.“Mas melakukan kejahatan? Hehe..”
“I-iya,”Sita tersenyum kecil mendengar kata-kataku. “Hati-hati, Ma.” kucium pipinya kutunggu sampai mobilnya hilang di ujung gang.Di dalam kamar, aku menangis sesenggukan. | Aku menggeleng sendu, ”Negatif, Mas.” air mata mengalir dipelupuk mataku. “Enak banget!” ucapku mantap. Merampok atau membunuh untuk biaya kawin?”Mas Danu tertawa dan mencubit pipiku.“Tidak, Sayang. Ini kan demi kebaikanmu juga.” dia berusaha meyakinkanku. Mungkin lain kali.” dia menghindar.Aku menghela nafas panjang. Kuberi dia ciuman panas yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya.“Hmpph!
