Kini Wawan menuruni tangga, rupanya hendak mengajak rekannya kemarin untuk bersama sama menikmati tubuhku.Gawat juga nih. Ternyata pak Arifin sedang menyendoki lelehan sperma yang bercampur cairan cinta yang mengalir keluar dari vaginaku, dan ditadahi dengan piring kecil tadi. Bokep Benar benar edan! Aku menghela nafas panjang, lalu berkata “Ya sudah, cepat lanjutkan. Pak Arifin masih memainkan rambutku, yang menurutnya sangat indah. Bahkan aku merasa sperma itu begitu enak dan gurih, apakah ini karena aku mulai ketagihan minum sperma?Mungkin saja, karena kini aku sudah tak sabar lagi menunggu Suwito orgasme, karena aku ingin segera menjilati dan menyedot sperma lagi. “Mmmmmph… hnngggh.. Oh tunggu!!”, tiba tiba aku teringat dan menurunkan volume suaraku, “Gila kamu ya Wan, kakakku mana??”. Wawan terus memompa vaginaku sambil berjalan, rasanya nikmat sekali. Tiba tiba aku teringat penis Wawan yang pasti masih belepotan sperma yang bercampur cairan cintaku. Dan cukup keras untuk membuat aku serasa melayang ke awang awing. Penis itu seolah menancap begitu erat, sehingga ketika pak Arifin menarik penisnya, seolah vaginaku yang menjepit penisnya ikut tertarik, dan tubuhku terangkat sedikit. Tak sekeras punya Wawan memang, tapi masih keras untuk ukuran orang seumur pak Arifin.















