Saya jilati, saya hisap-hisap.Terdengar rintih erangan Jenny setiap kali lidah saya menyentuh puting itu. Saya merasa agak takut dan mengintip dari jendela ke arah jalanan di bawah sana. Bokep Dan saat itulah saya merasakan hal terindah dalam hidup saya. Ia benar-benar telah pergi jauh dari kehidupan saya. Senyum yang ramah, hangat, dan bersahabat. Saya menengok ke arahnya dan kaget setengah mati. Bagaimana saya dapat hidup damai dan bermesraan dengan seorang yang berkeliaran di lorong-lorong gelap London dengan menenteng pistol kemana-mana? “Kamu manis sekali, Von.” bisiknya lagi, sambil melepaskan kacamata saya yang minus tujuh. Saya tidak tahu. Namun saya juga sadar, jika saya harus melanjutkan kehidupan saya tanpa Jenny. “Emang boleh?” tanya saya. Namun kali ini rasanya benar-benar lain. Mula-mula saya gemetar dan takut mengingat bahwa Jenny adalah seorang anggota mafia, ditambah juga perasaan rikuh karena dipeluk sesama wanita. “Jangan mundur!” bentak wanita itu dengan dialek British yang kental.Ia lalu mendekatkan wajahnya ke wajah saya, membuat saya menundukkan pandangan karena gemetar. Saya mengangkat kepala untuk melihat ke susu saya, dan benar, kedua puting ini tampak berdiri meruncing. “Tapi aku juga ngerti, kamu nggak mungkin bisa hidup bareng aku.” lanjutnya lagi.
