Kami berempat saling memandang dan saling tersenyum kikuk, lalu tertawa berderai secara bersama-sama.Bergiliran kami pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian, selanjutnya bersama-sama kami merapikan tempat tidur. Bisa kurasakan k0ntolnya yg sdh mengeras mengganjal telak di perutku. Bokep Masa-masa yg begitu indah karena kami bebas melakukan apa saja, kapanpun dan dimanapun.”Kamu cantik sekali, sayang!” kata suamiku sambil memeluk dan mencium bibirku.Tanpa berkata apa-apa lagi, kami langsung saling melumat dan bercumbu mesra. Kupandang suamiku, ia tersenyum dan mengangguk. Pelan, akupun berlutut di kaki suamiku dan mulai menjilati porosnya. Seharusnya itu tdk boleh karena itu tdk ada dalam perintah, tp aku terlalu lelah untuk mempermasalahkannya. Meski batang suamiku lebih panjang dan besar, entah kenapa aku malah melirik terus ke arah selangkangan Yogi. Ia membelai sebentar gundukan payudaraku sebelum menyuruhku untuk lekas mandi tak lama kemudian.”Ah, lagi dong! Lama ia tdk melepasnya, seperti sengaja meresapi kehalusan dan kehangatannya, sambil matanya melirik belahan payudara Ratih yg mengintip malu-malu dari balik gaun malamnya.Kusentil tangan itu, suamiku segera melepaskannya.”Eh, m-maaf.” katanya kepadaku, dan jg kepada Ratih. Kini aku berbaring melintang di atas ranjang dgn pantat setengah menggantung, kakiku terjulur ke bawah. Begitu jg dgn Yogi, matanya tak berkedip saat melihatku mulai melepaskan baju.















