sshh.. nanti bakal lebih lagi” bisik Bima seraya menjilat dalam-dalam telingaku.Mendengar kata lebih lagi aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Raka melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Bokep Nin” perintahnya tegas. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman Penis Raka di kemaluanku.Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Raka yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Entah apa yang membuatku bisa menjadi seperti ini. Nan.. Aku begitu menginginkan Penis Raka mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.“Aaargghh.. Raaak.. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. “Rese nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu.Raka tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. teruss.. Niiin.. enak Niiiin.. empphh” desahku tak tertahan. nngghh.. isep” pintanya diselah-selah desisannya.Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala Penisnya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Bima meringis.“Jangan pake gigi Nin.. gitu sayang.. “Kenapa Nin, cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Raka tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha jaim. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali















