Sekalipun bukan termasuk payudara terbesar yang pernah kulihat, tapi payudara Suster Mimi itu menurutku termasuk payudara yang paling indah. Astaga! Bokep indo Jangan malu-malu. Untuk kedua kalinya, batang kemaluanku yang kelihatan menantang setiap wanita yang melihatnya, menjadi korban lumatan. Sejak saat itu aku tidak mengetahui lagi apa yang terjadi antara dia dengan Suster Vika. Akhirnya, aku menghabiskan malam itu berbaring di rumah sakit. Langsung aja yuk baca dan simak baik-baik cerita dewasa ini. Lalu aku berbaring di tempat tidur. Jangan malu-malu. Dengan senangnya, aku meremas-remas payudaranya yang kenyal. Suster Vika menggelar selembar handuk di atas pahaku. Seperti orang kehausan, Suster Vika menelan hampir semua cairan kenikmatanku, lalu menjilati sisanya yang belepotan di sekitar kemaluanku sampai bersih. Karena ia merasa terangsang juga, ia sepertinya melupakan gejala tifus yang dideritanya. Suster Vika sedikit terhenyak ke depan sewaktu kemaluannya yang dari tadi terbuka lebar ditusuk batang kejantanan teman sekamarku dari belakang, dan ia melepaskan mulutnya dari payudara Suster Mimi. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Suster Vika yang semakin bertambah ganasnya. Gila! Dan tentu saja, para pembaca semua pasti sudah tahu, apa yang akan terjadi kemudian dengan kami bertiga. Lalu aku berbaring di tempat tidur. Suster Mimi yang tadi memandikan teman sekamarku masuk ke dalam. Dari bawah, dari kemaluannya yang terus-menerus masih dihujam batang kemaluanku, dan dari bagian atas, dari payudaranya yang juga masih asyik dilumat mulut temannya.
