Tech noir Remas Toket Gede Melet Lidah: surveillance, korporasi, dan pilihan. Visual gelap, pace tegang. Bokep indo Minus: tema berat. Untuk pecinta spekulatif. Mulai.
Dan mereka pun berpisah di perempatan by pass itu.Semenjak Vannesa mengenal Jay, Vannesa akhirnya sering menumpang truknya ke Padang. Penutup kepalanya dilepas dan di taruh, di pangkuannya sendiri.Tangan kiri Jay naik dan membelai rambut Vannesa, dari atas lalu turun ke tengkuknya yang di tumbuhi rambut halus.”Uda suko mancaliak bulu roma di kuduak diek Win (abang suka melihat rambut halus di tengkuk dik Win) ” ujar Jay.”Harum bana (sangat wangi)” lanjut lelaki tersebut seraya menarik leher wanita muda itu mendekat kearah wajahnya. Vannesa diam saja.”Biasalah laki – laki, suka menyanjung. Vannesa seolah – olah menjadi seorang remaja putri yang amat rindu pada kekasih saat itu. Suasana tempatnya seperti umumnya restoran, ada beberapa orang singgah untuk makan. Sesekali ia meraba pipi wanita muda tersebut”Pipi diek Win aluih jo barasiah (Pipi dik Win halus dan bersih)” tambah Jay. Saat itu Vannesa hanya bisa memicingkan mata… kejang,.. Vannesa berusaha melepaskan tangan Jay pada bahu kirinya dan mengingatkan agar ia konsentrasi ke jalan.”Da sadarlah da, iko kan di jalan raya bisa cilako beko, caliak tu mobil lain kancang – kancang (Bang sadar bang ini jalan raya bisa kecelakaan, mobil lain pada ngebut tuh)” kata Vannesa mengingatkan. Mulai dari statusnya, usianya juga pekerjaannya. Lagi pula persimpangan arah ke rumahnya telah dekat. Setelah makan mereka duduk bersantai.Mereka mulai saling berciuman, saling berpelukan erat. Saat ia pulang ke kost-anya.















