“Ooh…” desahku pelan. Playbokep Konsentrasiku buyar, sepertinya aku benar-benar sudah terangsang dengan perlakuan Stella, dan beberapa kendaraan yang melaluiku melihat ke arahku menembus kaca filmku yang hanya 50%. Diberilah sebuah ciuman di pipi kiriku sambil memeluk. Dibukalah celana panjangku dengan tangan kirinya, seperti ia agak kesulitan pada saat ingin membuka ikat pinggangku sebab dia hanya menggunakan satu tangan. punya kamu besar yach!” aku mengangguk. Tangan kirinya mulai mengelus-elus badanku dan mengarah ke bawah. Sambil menunggu Hanni, aku ngobrol dengan Stella, aku sempat diperkenalkan oleh beberapa temannya yang bernama Susi, Icha dan Yana. Melewati bagian tengah, naik lagi. Pada saat aku memasukkan kedua jariku, Stella tampak melengkuh dan mendesah pelan. “Eh, bisa keluar aku kalo kamu kayak gini terus,” bisikku lagi merasakan genggaman tangannya yang tak kunjung mengendur pada kemaluanku. Tel… enakk…” desahku sambil melepaskan tangan kiriku dari lubang kemaluannya. Ketiganya cantik-cantik tapi Stella tidak kalah cantik dengan mereka baik itu parasnya juga tubuhnya. “Mbak… udah lama kerja di sini?” tanyaku. Dengan pelan sekali, Stella berbisik, “Will, aku suka sama kamu,” dan ia kembali mencium pipiku dan tetap menekan payudaranya pada lengan kiriku.
